Sejumlah ilmuwan berhasil menemukan karakteristik permukaan dinding gua yang selama ini menarik perhatian burung walet (Aerodramus fuchipagus) untuk membuat sarang. Karakteristik tersebut diketahui setelah empat ilmuwan melakukan pengamatan di sejumlah gua, yang terletak di sekitar Danau Songkhla, Phattalung, Thailand Selatan. Sebagaimana dilansir dari Researchgate Jumat (21/3), mereka mengatakan bahwa alih-alih hinggap secara acak, burung walet pada dasarnya memiliki kemampuan untuk menentukan karakter dinding yang baik dan unik saat membuat sarang.
Empat ilmuwan yang tergabung dalam penelitian ini ialah Supaluck Viruphintu, Kumothorn Thirakhupt, Art-Ong Pradatsundarasar, dan Pilai Poonswad yang masing-masing dari Departemen Biologi dan Mikrobiologi, Universitas Naresuan, Universitas Chulalongkorn, serta Universitas Mahidol, Thailand. Mereka melakukan penelitian ini setelah para pengunduh selesai menjalankan kegiatan panen, dimana terdapat 125 titik sarang atau yang dikelompokkan dalam 25 petak sarang.
“Lima lokasi sarang di setiap petak sarang ditentukan secara sistematis. Dimulai dengan satu lokasi sarang di tengah pada setiap petak dan empat lainnya berjarak sekitar 1 meter lurus ke tengah. Karakteristik lokasi sarang yang dicatat adalah permukaan dan sudut dinding gua. Permukaan dinding gua tempat sarang Aerodramus fuchipagus menempel dicatat apakah memiliki tekstur halus atau kasar, cekung atau datar, dan dengan atau tanpa penyangga,” terang Supaluck dan tim.
Supaluck dan tim menambahkan bahwa apa yang disebut sebagai penyangga adalah batu menonjol berbentuk U di permukaan dinding. Banyaknya jumlah penyangga dan jumlah sarang dalam setiap petak sarang turut dihitung dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah terdapat korelasi di antara keduanya. Sudut kemiringan dinding gua turut dikelompokkan ke dalam tiga jenis yakni, dinding gua vertikal dengan sudut 90°, kemudian dinding gua miring ke luar dengan sudut > 90°, dan dinding gua miring ke dalam dengan sudut < 90.
Hasil penelitian kemudian menunjukan bahwa sebagian besar sarang atau sekitar 89,4% diketahui menempel di permukaan dinding halus. Ketika membuat sarang baik di permukaan halus maupun cekung, Aerodramus fuchipagus juga diketahui cenderung memilih permukaan yang memiliki batu menonjol berbentuk U. Kalaupun ada pasangan Aerodramus fuchipagus yang membuat sarang di permukaan kasar atau tidak memiliki batu menonjol berbentuk U, maka diperkirakan pasangan tersebut ‘kehabisan tempat’ dan akan menempati permukaan yang lebih baik ketika pasangan terdahulu sudah selesai berkembang biak atau mati.
Selain itu, Supaluck dan tim juga melihat bahwa semua sarang ditemukan menempel pada langit-langit dinding gua yang miring ke dalam. Hal ini dilakukan karena masing-masing pasangan Aerodramus fuchipagus menjauhkan telur atau bayinya dari ancaman predator. “Dari hasil pengamatan, penggunaan dinding gua oleh burung sejenis menunjukkan bahwa Aerodramus fuchipagus dan Aerodramus maximus tampak cenderung menghindari persaingan antarspesies. Ketika bersarang mereka menggunakan area dinding gua yang berbeda karena selama penelitian tidak ditemukan dua jenis burung ini bersarang di petak yang sama,” imbuh Supaluck dan tim.
Penelitian ini pertama kali terbit di The Natural History Journal of Chulalongkorn University Volume 2. Supaluck dan tim mengerjakan penelitian ini dengan harapan adanya informasi dasar terkait karakteristik lokasi pemilihan sarang oleh Aerodramus fuchipagus. Informasi dasar ini dirasa penting untuk kebutuhan konservasi maupun bahan pertimbangan para petani saat membangun rumah budidaya burung walet.